Lebih dari 53 Pilihan Makanan dan Minuman Khas Asia Hadir di Festival Kuliner

Festival kuliner bertema Asia kini tengah menjadi sorotan di berbagai kota besar di Indonesia. Tahun ini, acara bertajuk “Asian Food & Beverage Festival 2025” menghadirkan lebih dari 53 pilihan makanan dan minuman khas Asia — mulai dari Jepang, Thailand, Korea, Vietnam, hingga Indonesia. Acara yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) ini tidak hanya menawarkan cita rasa autentik, tetapi juga menampilkan kekayaan budaya dan seni dari berbagai negara Asia.

Menurut laporan Kompas.com, pengunjung bisa menikmati beragam hidangan seperti sushi Jepang, tom yum Thailand, pho Vietnam, hingga nasi goreng khas Indonesia yang disajikan oleh chef berpengalaman.

Festival ini diselenggarakan selama lima hari berturut-turut dan diharapkan dapat menarik lebih dari 20 ribu pengunjung dari dalam dan luar negeri. Tak heran, event kuliner seperti ini bukan sekadar pesta makanan — melainkan bentuk diplomasi budaya antarbangsa Asia yang semakin erat.


Kemeriahan Festival Kuliner Asia 2025 di Jakarta

Begitu memasuki area utama festival, aroma rempah dan makanan panggang langsung menyambut pengunjung. Setiap tenant menampilkan dekorasi yang mencerminkan identitas negaranya. Booth Jepang menampilkan ornamen bunga sakura, sementara Thailand menonjolkan warna emas dan ungu khas kerajaan mereka.

Acara ini juga didukung oleh berbagai brand kuliner ternama Asia seperti Gyu Kaku, Chatime, Thai Alley, hingga The Coffee Bean & Tea Leaf, yang ikut berpartisipasi memperkenalkan menu eksklusif mereka selama festival berlangsung.

Dalam wawancara dengan CNN Indonesia, panitia acara menyebutkan bahwa tema utama tahun ini adalah “Unity in Diversity of Flavors” — menggambarkan bagaimana makanan dapat menyatukan budaya dan bangsa meskipun berbeda latar belakang.


Lebih dari 53 Pilihan Menu, Cita Rasa Otentik Asia

Tahun ini, tercatat ada 53 stan kuliner dari 12 negara yang ikut serta. Setiap negara menampilkan menu andalan khasnya:

  1. Jepang: Ramen, sushi, takoyaki, dan matcha latte.
  2. Korea Selatan: Kimchi, tteokbokki, bulgogi, dan Korean fried chicken.
  3. Thailand: Tom yum, pad thai, mango sticky rice, dan Thai tea.
  4. Vietnam: Pho, banh mi, goi cuon, serta kopi Vietnam.
  5. India: Butter chicken, naan, samosa, dan chai masala.
  6. Malaysia & Singapura: Laksa, nasi lemak, dan kaya toast.
  7. Indonesia: Rendang, sate ayam, nasi goreng, gado-gado, dan es cendol.

Menurut liputan The Jakarta Post, festival ini juga menghadirkan demo memasak dari chef terkenal seperti Chef Juna Rorimpandey, Chef Rinrin Marinka, dan Chef Arnold Poernomo, yang berkolaborasi dengan chef internasional dari Thailand dan Jepang.


Inovasi Menu dan Adaptasi Selera Lokal

Menariknya, beberapa tenant melakukan inovasi menu untuk menyesuaikan dengan selera masyarakat Indonesia tanpa menghilangkan cita rasa aslinya. Misalnya, ramen dengan kuah yang lebih gurih dan sedikit pedas, serta bubble tea dengan varian gula aren yang sedang tren di pasar lokal.

Salah satu pengunjung yang diwawancarai oleh Liputan6 mengungkapkan antusiasmenya,

“Saya senang bisa mencicipi banyak makanan Asia di satu tempat. Rasanya seperti keliling Asia dalam satu hari.”

Adaptasi ini menjadi bagian dari fenomena glocalization — di mana produk global diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal. Hal ini menunjukkan fleksibilitas dunia kuliner Asia dalam menghadapi pasar yang semakin terbuka dan kompetitif.


Perpaduan Kuliner, Musik, dan Budaya

Selain makanan, Festival Kuliner Asia 2025 juga menghadirkan pertunjukan budaya dari berbagai negara. Ada tarian tradisional Jepang Bon Odori, pertunjukan K-Pop dance, musik angklung Indonesia, hingga drama musikal Thailand yang dibawakan oleh mahasiswa internasional.

Dilansir Antara News, tujuan utama acara ini tidak hanya memperkenalkan makanan, tetapi juga memperkuat hubungan budaya dan ekonomi antara negara-negara Asia.

Acara ini juga dimeriahkan oleh kompetisi memasak bertajuk “Asian Street Food Battle”, di mana peserta dari berbagai negara berkompetisi menciptakan hidangan terbaik menggunakan bahan lokal Indonesia.


Antusiasme Masyarakat dan Pelaku UMKM

Tingginya antusiasme pengunjung tak hanya terlihat dari panjangnya antrean di tiap tenant, tetapi juga dari kehadiran banyak pelaku UMKM kuliner lokal yang ikut serta. Para pelaku usaha kecil ini berkesempatan memperkenalkan produknya kepada pasar yang lebih luas, sekaligus belajar dari pelaku bisnis kuliner besar di Asia.

Menurut data Bisnis.com, sektor kuliner merupakan salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi kreatif terbesar di Indonesia. Kehadiran festival seperti ini memperkuat potensi ekspor kuliner lokal dan membuka peluang kolaborasi bisnis antarnegara.


Teknologi Digital dalam Festival Kuliner

Tahun ini, festival mengusung konsep smart culinary festival, di mana seluruh transaksi dilakukan secara digital menggunakan QRIS dan aplikasi pembayaran nontunai.

Sistem pemesanan online memungkinkan pengunjung memesan makanan melalui aplikasi resmi festival untuk menghindari antrean panjang. Penggunaan teknologi ini menjadi langkah maju dalam mendukung transformasi digital sektor kuliner Indonesia.


Dampak Ekonomi dan Pariwisata

Selain menggairahkan industri makanan dan minuman, acara ini juga berdampak besar terhadap pariwisata dan ekonomi lokal. Hotel-hotel di sekitar Senayan melaporkan tingkat okupansi mencapai 95% selama acara berlangsung.


Menu Favorit Pengunjung

Berdasarkan survei internal panitia, ada beberapa menu yang menjadi favorit pengunjung selama festival berlangsung:

  • Pho Vietnam – karena rasa kaldu yang ringan dan segar.
  • Tteokbokki Korea – dengan varian pedas manis yang disukai anak muda.
  • Rendang Padang – tetap jadi primadona yang tak tergantikan.
  • Mango Sticky Rice Thailand – menjadi dessert terlaris di setiap booth.
  • Sushi dan Takoyaki Jepang – selalu ramai dikunjungi keluarga dan anak-anak.

“Minat masyarakat terhadap kuliner Asia sangat tinggi, terutama yang memiliki cita rasa kuat dan autentik,” ujar ketua panitia kepada Kompas.com.


Penutup: Pesta Rasa dan Persahabatan Antarbangsa

Festival Kuliner Asia 2025 bukan hanya ajang makan enak, tetapi juga simbol bagaimana makanan bisa menjadi jembatan antarbudaya.

Sebagaimana disampaikan oleh Menteri Pariwisata dalam wawancara di Antara News,

“Makanan adalah bahasa universal. Dan lewat festival ini, kita tidak hanya menikmati rasa — tapi juga merayakan keberagaman Asia.”

,,,,,,